Minuman beralkohol bisa dikatakan tidak memiliki manfaat berarti. Bahkan, saat kondisi darah terkontaminasi dengan alkohol akan sangat membahayakan jika pelakunya mengemudikan kendaraan. Orang tersebut kemungkinan menjadi tidak terkendali. Potensi untuk terjadi tabrakan sangat besar yang akan mencelakakan diri sendiri dan orang lain.
Di bawah pengaruh alkohol, kerja otak berjalan tidak optimal. Alkohol mampu menurunkan tekanan darah dan menekan saraf kesadaran. Saat mabuk, pengemudi lebih sulit untuk konsentrasi dan mengambil keputusan secara cepat serta tepat.
Ketika meneguk minuman alkohol, darah segera terkontaminasi. Berikut ini pengaruh kadar alkohol dalam darah (blood alcohol concentration/BAC) terhadap risiko berkendara di jalan seperti dikutip dari laman Okezone:
BAC 0,08. Pada kadar ini, otot mengalami masalah dalam koordinasi. Pengendara menghadapi masalah pada kecepatan, keseimbangan, reaksi, dan pendengaran. Mereka juga menurun kemampuannya untuk memroses informasi seperti rambu lalu lintas dan mengendalikan kendaraan. Mereka sulit berpikir, konsentrasi, dan mengingat.
BAC 0,05. Pada kondisi ini terjadi penurunan kecepatan gerakan mata dan kemampuan psikomotorik. Akibatnya, pikiran tidak mampu mengendalikan koordinasi antar anggota tubuh. Pegendara juga sulit merespons keadaan sekitarnya. Dalam kadar ini, risiko kecelakaan meningkat sampai 40 persen.
BAC 0,02. Dalam kadar alkohol seperti ini, pelaku mengalami ketidaknyamanan pada suasana hati, rileks, dan menurun kemampuan pandangan matanya. Dia tidak bisa melakukan dua pekerjaan sekaligus dalam waktu yang sama.