Twitter bisa menyebabkan kamu berisiko terkena serangan jantung. Apakah kamu tahu soal risiko ini? Akan tetapi tidak semua aktivitas di Twitter bisa menimbulkan serangan jantung. Aktivitas yang dimaksud yakni sikap atau aksi yang berujung emosi. Seperti apa?
Tim peneliti dari Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat melakukan studi pada pemanfaatan Twitter untuk fungsi yang tidak biasa. Menurut tim peneliti, pengguna Twitter yang sering mengekespresikan emosi negatif seperti marah, keluhan, stres di linimasa sangat berisiko terkena serangan jantung!
Ini berlaku untuk sebaliknya. Mereka yang santai, enjoy, senang, gembira, atau mengekspresikan diri dengan emosi positif bakal jauh dari risiko itu. Satu tim peneliti berujar, media sosial bisa jadi tolak ukur bagi penelitian psikologis.
Sebab, dengan miliaran pengguna aktif saban harinya, mereka memiliki pengalaman alami termasuk pikiran dan perasaan. Data-data yang mengalir deras di media sosial ini bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan kesehatan masyarakat yang sangat berharga di dunia nyata.
Tim peneliti Universitas Pennsylvania menyebut jika ada korelasi antara bahasa dengan kematian secara mengejutkan. Hubungannya sangat erat dan berbagai bahasa emosional negatif yang mewakili perasaan kebencian serta kata-kata kasar mampu memicu serangan jantung.
Sedianya, serangan ini tidak hanya berisiko bagi mereka yang kerap melontarkan emosi negatif. Bagi para pemirsa yang mengonsumsi kicauan dengan bahasa emosional negatif juga terancam risikonya. Potensinya sama dan keduanya musti waspada mulai sekarang.