Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, sering disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena sifatnya yang bisa asimptomatik hingga mencapai tahap yang serius.
Meskipun beberapa individu mungkin memiliki predisposisi genetik terhadap hipertensi, banyak faktor risiko yang dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang.
Memahami dan mengenali penyebab-penyebab tersebut tidak hanya penting untuk pencegahan, tetapi juga untuk pengelolaan dan pengobatan kondisi ini.
1. Penuaan
Ketika seseorang menua, terjadi perubahan pada organ-organ tubuh, termasuk pada ginjal dan struktur pembuluh darah.
Ginjal yang mengalami perubahan sejalan dengan usia cenderung berfungsi dengan kurang optimal, mengganggu keseimbangan cairan dan garam. Di sisi lain, pembuluh darah yang menua dapat menjadi lebih kaku.
Kedua situasi ini berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. Dengan demikian, individu yang berusia di atas 35 tahun cenderung memiliki risiko lebih tinggi terhadap hipertensi.
2. Ketegangan Emosional
Saat seseorang berada di bawah tekanan atau stres, terjadi peningkatan produksi hormon kortisol yang membuat pembuluh darah menyempit dan detak jantung meningkat.
Meskipun kenaikan tekanan darah akibat stres bersifat sementara, namun jika terjadi secara berulang-ulang, risikonya setara dengan tekanan darah tinggi kronis dan dapat berpotensi menyebabkan komplikasi seperti serangan jantung dan stroke.
3. Kurang Aktivitas Fisik
Kebiasaan kurang bergerak atau seringkali disebut dengan “mager” bisa menjadi pemicu kenaikan tekanan darah.
Orang yang minim aktivitas cenderung memiliki detak jantung yang lebih cepat, membuat jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah dan menaikkan tekanan darah. Untuk menjaga kesehatan jantung dan tekanan darah, penting untuk rutin berolahraga.
Mulai dari aktivitas sederhana seperti berjalan kaki sudah bisa memberikan manfaat. Olahraga teratur tidak hanya menjaga tekanan darah stabil tapi juga menjauhkan dari risiko hipertensi.
4. Konsumsi Garam Berlebihan
Mengonsumsi garam secara berlebihan bisa meningkatkan kadar natrium dalam tubuh. Hal ini mempersulit ginjal dalam mengeluarkan cairan berlebih, mengakibatkan retensi cairan yang meningkatkan tekanan pada pembuluh darah.
Dinding pembuluh arteri yang tertekan bisa mengalami kerusakan dan mengganggu aliran darah ke berbagai organ. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas konsumsi garam tidak lebih dari 2.400 mg atau sekitar 1 sendok teh setiap hari.
5. Rokok dan Alkohol
Rokok mengandung zat kimia yang dapat menyempitkan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah dan membebani jantung.
Bahaya ini tidak hanya mengancam perokok aktif, tapi juga mereka yang terpapar asap rokok. Sementara itu, konsumsi alkohol secara berlebihan terkait dengan peningkatan risiko hipertensi.
Orang yang rutin minum alkohol melebihi batas yang dianjurkan menghadapi risiko lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena alkohol dapat membuat pembuluh darah menjadi kaku, memaksa jantung untuk bekerja lebih keras dalam memompa darah.
6. Masalah Berat Badan
Obesitas dan kelebihan berat badan sering menjadi faktor utama dalam kenaikan tekanan darah. Seseorang dianggap memiliki berat badan berlebih jika indeks massa tubuh (IMT) mereka melebihi 23, dan obesitas jika IMT lebih dari 25.
Tingkat IMT yang tinggi menandakan tubuh memerlukan lebih banyak darah untuk memberi makan jaringan, membebani jantung dan meningkatkan tekanan darah. Maka dari itu, menjaga berat badan ideal penting untuk mencegah hipertensi.
7. Kekurangan Asupan Kalium
Kalium adalah mineral vital yang berperan dalam mengatur keseimbangan cairan tubuh, fungsi saraf, dan tentunya tekanan darah. Berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan, setiap orang dewasa seharusnya mengonsumsi sekitar 4.700 miligram kalium setiap harinya.
Jika tubuh kekurangan kalium, risiko hipertensi akan meningkat. Oleh karena itu, penting untuk memastikan asupan kalium yang cukup dengan makan makanan seperti kacang-kacangan, kentang, bayam, brokoli, alpukat, jeruk, pisang, air kelapa, tomat, ayam, dan ikan.
Menjadi waspada terhadap penyebab hipertensi adalah langkah awal untuk menjaga tekanan darah dalam kisaran yang sehat. Faktor seperti pola makan, gaya hidup, dan stres, antara lain, bisa memainkan peran penting.
Dengan mengenali dan mengatasi penyebab-penyebab ini, seseorang dapat membuat perubahan positif dalam hidupnya dan mengurangi risiko komplikasi kesehatan.
Selalu konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan lainnya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dan rekomendasi khusus bagi kondisi Anda.