Kehamilan adalah fase yang menakjubkan dalam kehidupan seorang wanita, namun juga datang dengan tantangan kesehatan tersendiri.
Salah satu kondisi yang mungkin dihadapi adalah hipertensi gestasional, suatu bentuk tekanan darah tinggi yang dapat berkembang selama kehamilan.
Memahami penyebab serta cara mengatasi kondisi ini bukan hanya penting bagi kesehatan ibu, tetapi juga bagi kesejahteraan bayi yang belum lahir.
Penyebab Hipertensi Selama Kehamilan
Hipertensi selama kehamilan bisa terjadi karena berbagai alasan. Ada dua jenis utama hipertensi yang dapat dialami ibu hamil, yaitu hipertensi kronis dan gestasional.
Sesuai dengan Centers for Disease Control and Prevention, hipertensi kronis berkaitan dengan kondisi tekanan darah tinggi yang sudah ada sebelum ibu hamil dan kemudian berlanjut selama kehamilan hingga pasca persalinan.
Sedangkan, hipertensi gestasional terjadi saat tekanan darah ibu meningkat di atas batas normal setelah menginjak usia kehamilan 20 minggu dan tanpa memiliki riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya.
Meski penyebab pasti dari hipertensi gestasional belum sepenuhnya diketahui, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya, termasuk menjalani kehamilan pertama, berada di bawah usia 20 tahun saat hamil, atau memiliki riwayat diabetes.
Berdasarkan informasi dari American College of Obstetrics and Gynecologist, bagi ibu hamil yang hanya mengalami hipertensi ringan, tekanan darah mereka mungkin akan kembali normal setelah melahirkan tanpa perlunya intervensi medis. Namun, untuk kasus yang lebih serius, penanganan segera diperlukan karena ada risiko berkembang menjadi preeklamsia.
Cara Mengatasi Hipertensi Selama Kehamilan
Hipertensi dapat mempengaruhi ibu hamil, khususnya pada trimester kedua dan ketiga. Untuk mencegah perkembangan hipertensi menjadi lebih serius, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan
1. Batasi Asupan Garam
Mengonsumsi garam berlebihan merupakan salah satu pemicu utama hipertensi, termasuk di kalangan ibu hamil. Sebaiknya batasi asupan garam menjadi sekitar 3,3 gram setiap hari, yang setara dengan kurang dari satu sendok teh.
2. Makan Makanan Kaya Kalium
Kalium berfungsi sebagai penyeimbang dalam tubuh dan dapat membantu mengendalikan tekanan darah. Beberapa sumber kalium meliputi pisang, kacang merah, kentang, biji-bijian seperti gandum, serta tomat.
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, Anda bisa menggabungkan beberapa sumber makanan ini dalam menu sehari-hari, seperti sarapan dengan roti gandum yang disajikan bersama telur dadar dan sayuran.
3. Atasi Stres dengan Tepat
Stres dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga penting bagi ibu hamil untuk mengatur dan mengendalikannya. Cobalah untuk menjauhi sumber-sumber stres dan lakukan aktivitas yang bisa menenangkan pikiran dan hati.
Meditasi, yoga, atau teknik pernapasan dapat menjadi pilihan yang baik untuk mengurangi stres dan juga mempersiapkan Anda untuk proses persalinan mendatang.
4. Pertahankan Berat Badan dalam Batas Sehat
Selama masa kehamilan, kenaikan berat badan memang dianggap sebagai hal yang alami.
Namun, sangat penting untuk memastikan bahwa peningkatan tersebut berada dalam batas yang sehat untuk mencegah komplikasi hipertensi.
Untuk memastikannya, konsumsilah makanan bergizi agar berat badan Anda tetap dalam rentang yang ideal.
5. Prioritaskan Asupan Makanan Bergizi
Mengatur pola makan dengan mengonsumsi makanan yang sehat adalah langkah penting dalam mengelola tekanan darah selama kehamilan.
Fokuslah pada asupan buah dan sayuran, karena keduanya kaya akan serat dan nutrisi esensial yang membantu menurunkan tekanan darah dan mendukung pertumbuhan janin.
Beberapa buah dan sayuran yang dianjurkan termasuk pisang, alpukat, anggur, dan tomat.
6. Aktifkan Diri Anda
Ketidakaktifan bisa menjadi pemicu dari tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, tambahkan kegiatan fisik dalam rutinitas harian Anda selama masa kehamilan.
Aktivitas fisik tidak hanya dapat membantu meningkatkan sirkulasi dan mengurangi tekanan darah, tetapi juga bisa menjadi cara efektif untuk mengelola stres.
Cobalah untuk melakukan aktivitas fisik ringan selama setidaknya 30 menit setiap hari, seperti berjalan kaki atau berenang, yang aman untuk ibu hamil.
7. Hentikan Kebiasaan Merokok
Merokok selama kehamilan bukan hanya berisiko meningkatkan tekanan darah, tapi juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan lainnya bagi ibu dan bayi.
Jadi, jika Anda seorang perokok, konsultasikan dengan tenaga medis bagaimana cara terbaik untuk berhenti merokok demi kesehatan Anda dan bayi.
8. Prioritaskan Konsumsi Buah dan Sayuran
Memasukkan lebih banyak buah dan sayuran dalam menu harian Anda adalah langkah kunci dalam mengelola hipertensi saat hamil.
Keduanya kaya akan nutrisi penting yang tidak hanya membantu dalam mengendalikan tekanan darah, tetapi juga mendukung pertumbuhan janin yang sehat.
Pisang, alpukat, dan anggur adalah beberapa contoh buah yang baik untuk Anda konsumsi.
9. Tetap Aktif dengan Olahraga Teratur
Meskipun Anda sedang hamil, tetap penting untuk mempertahankan rutinitas olahraga yang sehat.
Pilihlah jenis olahraga yang aman untuk ibu hamil, seperti senam prenatal, yoga, atau berenang.
Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan sirkulasi dan membantu dalam mengelola tekanan darah, tetapi juga mempersiapkan tubuh Anda untuk proses kelahiran.
10. Hindari Konsumsi Alkohol
Mengonsumsi alkohol selama kehamilan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan komplikasi lainnya.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk sepenuhnya menghindari atau membatasi asupan alkohol untuk kesejahteraan Anda dan bayi Anda.
Hipertensi pada ibu hamil dapat menimbulkan risiko bagi kedua belah pihak, baik ibu maupun bayi. Namun, dengan pemahaman yang tepat mengenai penyebabnya dan intervensi yang efektif, kondisi ini bisa dikelola dengan baik.
Konsultasi rutin dengan dokter kandungan, menjalani gaya hidup sehat, dan memonitor tekanan darah adalah langkah-langkah krusial untuk menjaga kesejahteraan selama kehamilan.
Setiap wanita hamil berhak mendapatkan perawatan terbaik untuk memastikan kelahiran yang sehat dan aman bagi bayinya.