Sikap perfeksionis kadang dianggap hal yang menguntungkan bagi diri seseorang. Apalagi bagi perusahaan, orang seperti ini cenderung dianggap mampu berkontribusi lebih baik. Pasalnya, dia akan berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan sempurna tanpa ada kesalahan. Semangat kerjanya juga tinggi.
Namun perfeksionis juga bisa menjadi bumerang bagi seseorang. Ada beragam bahaya yang mungkin muncul karena harus melakukan segala sesuatunya secara sempurna. Dikutip dari laman CNN Indonesia, berikut beberapa bahaya memiliki sikap perfeksionis:
Biasa menunda pekerjaan. Ini disebabkan mereka memiliki tuntutan harus sempurna dalam pekerjaan. Kadang seseorang juga akhirnya terlalu asik dalam pekerjaannya yang sekarang dan malas untuk menyelesaikan tugas dalam tingkatan ekstrim. Mereka pun terjebak dalam lingkaran setan.
Sering cemas. Kecemasan ini dipicu oleh tanggung jawabnya pada pekerjaan. Dia cemas dengan proyek besar hingga dalam level pengambilan keputusan. Para perfeksionis akhirnya membawa kecemasannya makin agresif di tingkat sosial. Dia menjadi antikritik dan marah kalau ada kritikan. Berbagai kritikan seolah menyudutkannya seperti orang yang tidak berkompeten dalam pekerjaan.
Enggan menjalani tantangan baru. Orang perfeksionis sudah sangat “sibuk” dengan rutinitasnya. Dia malas mencoba sesuatu yang baru karena takut dinilai tidak berkompeten melakukannya. Mungkin hasrat untuk berinovasi itu ada, namun psikisnya menghambat dengan keluarnya ketautan dan kecemasan yang tinggi.
Sulit membina hubungan sosial dalam waktu lama. Berteman atau membina hubungan spesial dengan orang perfeksionis harus ekstra sabar. Orang perfeksionis akan sering memberikan kritikan dan menilai anggapannya selalu paling benar. Oleh sebab itu, perfeksionis dalam level ekstrim mungkin akan membatasi seseorang dalam hubungan sosial. Banyak orang yang akan menjauhi dirinya.